Akhir-akhir ini sering muncul beberapa kekhawatiran yang membuatku sering berpikir yang tidak-tidak. Namun aku tegas kan kepada diriku sendiri bahwa terserah orang mo bilang apa yang penting adalah jika orang tersebut mengerti aku dia akan memahamiku sepenuhnya, contohnya orang tuaku. Tidak peduli apa kata orang mengenai diriku yang penting adalah pikiran dan perkataan orang tuaku, yang penting pandangan mereka terhadapku karena mereka lah yang paling mengerti diriku.
Mungkin aku memang pernah melakukan kesalahan yang mungkin membuat mereka berpikiran bahwa aku adalah orang yang begini lah, begitu lah. Hal tersebut pernah membuat aku menghabiskan tenaga otakku untuk memikirkannya namun aku baru teringat salah satu prisnsip ku yang aku lupakan, yaitu tidak peduli orang mo berpikir apa dan berbicara apa mengenaiku yang penting adalah orang tuaku dan Tuhan Yesus tau sesungguhnya tentang aku dan tak peduli mereka mo bergosip apa di belakangku.
Namun hal tersebut tidak membuat aku menjadi orang yang tidak peduli terhadap saran yang memang dapat membangun dan membuatku lebih dewasa lagi. Aku sangat menghargai dan menghormati orang yang berani bicara blak-blakan di depanku, bukan di belakangku.
"Apakah kita harus selalu mengkhawatirkan perkataan orang-orang di belakang kita sehingga membuat kita takut untuk bertindak, berbicara, dan berpikir?"
Mungkin aku memang pernah melakukan kesalahan yang mungkin membuat mereka berpikiran bahwa aku adalah orang yang begini lah, begitu lah. Hal tersebut pernah membuat aku menghabiskan tenaga otakku untuk memikirkannya namun aku baru teringat salah satu prisnsip ku yang aku lupakan, yaitu tidak peduli orang mo berpikir apa dan berbicara apa mengenaiku yang penting adalah orang tuaku dan Tuhan Yesus tau sesungguhnya tentang aku dan tak peduli mereka mo bergosip apa di belakangku.
Namun hal tersebut tidak membuat aku menjadi orang yang tidak peduli terhadap saran yang memang dapat membangun dan membuatku lebih dewasa lagi. Aku sangat menghargai dan menghormati orang yang berani bicara blak-blakan di depanku, bukan di belakangku.
"Apakah kita harus selalu mengkhawatirkan perkataan orang-orang di belakang kita sehingga membuat kita takut untuk bertindak, berbicara, dan berpikir?"
No comments:
Post a Comment